Thursday, March 08, 2007

TAMU ISTIMEWA

Hari Minggu tanggal 18 Februari 2007 siang, wilayah sekitar rumah kami kedatangan tamu istimewa: angin puting beliung! Konon ia berputar-putar tidak jauh dari persimpangan jalan. Datang ditemani hujan lebat yang berlomba-lomba mengetuk genteng, air akhirnya masuk ke plafon di hampir setiap ruangan dan membasahi sebagian besar ruangan di rumah.

Sulit diceritakan apa yang terjadi hanya sesaat itu. Yang jelas ketika langit memutih, hujan mengabut, angin berputar-putar, petir menggelegar berkali-kali dan air setinggi betis mengalir deras di luar pagar, kira dan ziya diam dalam pelukan mama dan oma. Seperti mengerti sedang terjadi sesuatu. Kami melempar pandangan ke luar jendela, kemudian ke teras luar melalui garasi dan mendapati masyarakat di sekitar rumah sedang berada di luar juga menyaksikan apa yang baru saja terjadi dalam sekejap. Dari jauh simpang jalan terlihat ramai oleh pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor. Ternyata beberapa pohon tumbang mengakibatkan jalanan sama sekali tidak bisa dilewati dan menimpa beberapa bagian warung. Konon pohon yang tumbang juga menimpa beberapa buah mobil.

Situasi di dalam rumah tidak kalah seru. Sebagian besar ruangan dibanjiri air yang jatuh dari plafon maupun tampias dari bawah pintu dan ventilasi udara. Alhasil semua kasur dan sebagian bantal-guling basah kuyup. Tidak sempat terselamatkan karena yang awalnya hanya sekitar satu titik kebocoran berkembang hingga tiga, lima sampai kemudian mengucur bagai keran yang terbuka. Srrrrrrr….


Panik? Tentu saja, awalnya. Tapi mama dan oma kemudian berpikir kepanikan nggak ada gunanya karena tidak membuat situasi lebih baik. Maka kami berusaha tenang-tenang saja dulu, karena kalau panik dan tidak bisa mengendalikan diri, kira dan ziya juga pasti akan ikut ketakutan dan cemas.

Ditengah situai demikian, Alhamdulillah kira dan ziya tetap bisa tidur sebentar setelah menyusu sore itu di ruang tengah, beralas kasur lipat dan beberapa bantal yang masih bisa diselamatkan. Setelah keduanya tidur, baru mama membantu oma membereskan beberapa hal.
Bersyukurlah, nak, masih bisa menikmati tidur nyenyak dalam kondisi demikian. Ini kali pertama kira dan ziya menghadapi situasi darurat. Alhamdulillah mama dan oma bisa tetap santai. Kami bergantian makan siang yang sudah tertunda beberapa jam. Dengan perut terisi tentu segalanya akan jadi lebih mudah dan lebih nyaman. Bersyukur rasanya situasi bisa diatasi pelan-pelan. Bersyukur air bersih masih mengalir tanpa gangguan setelahnya. Bersyukur lampu hanya mati di beberapa ruangan karena rembesan air mengalir tepat di titik lampu. Bersyukur karena listrik tidak mati di wilayah ini. Bersyukur karena meskipun telepon mati namun petugas segera datang beberapa hari kemudian sehingga kabel yang putus bisa diperbaiki lagi. Kondisi seperti ini rasanya adalah waktu yang tepat untuk merenung dan introspeksi diri. Selain bersyukur dan berusaha ikhlas dengan apa yang terjadi, rasanya tidak ada alasan untuk mengeluh. Ini ujian kesabaran kan?

Begitulah, banjir di luar pagar rumah memang sempat tinggi dan deras namun hanya sesaat, mungkin hanya sekitar 1 menit, sekedar lewat karena jalanannya menurun dan biasa terjadi jika curah hujan sangat lebat. Kali ini banjir meninggalkan akibat cukup parah bagi beberapa rumah yang sempat dimasukinya, termasuk tetangga kami. Menurut cerita beberapa warga, angin puting beliung selain merubuhkan cukup banyak pohon, juga sempat memuntir sebuah antena di rumah yang tak jauh dari rumah kami sehingga atapnya jebol dan hujan membasahi kamar. Ada pula tetangga yang 8 lembar atap asbes di atas dapurnya terbang entah ke mana dan tidak bisa ditemukan lagi.

Mendengar informasi di media tentang kemungkinan angin puting beliung masih mengincar Jakarta hingga beberapa bulan ke depan, pohon beringin di sudut jalan pun diputuskan untuk ditebang.

Alhamdulillah di tengah situasi yang masih belum betul-betul pulih hingga hari ini, kira dan ziya selalu bisa bermain dengan ceria (malah sejak sering hujan, ada satu lagu yang melekat dikepala kira dan ziya, “ mamaa..! ti-ti-ti-tik..!” kata mereka biasanya sambil menunjuk jendela yang basah. Kemudian mama akan langsung pasang style Indonesian idol untuk nyanyi lagu “ tik tik tik..bunyi hujan di atas genting.. airnya turun.. tidak terkira..”, sampai kira dan ziya ikut bersenandung dengan bahasa mereka, menggoyang-goyangkan tangan dan kepalanya ke kiri dan ke kanan..duh lucunya..). Kamar yang bebas perabot (karena semua dialokasikan ke tempat yang aman sejak bocor berat itu) membuat kira dan ziya semakin bebas berlarian dan bermain.

Bersyukurlah, nak, kita masih bisa menikmati kebahagiaan berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal afiat. Apa yang kita alami mungkin tak seberapa dibandingkan apa yang dialami saudara-saudara kita yang lebih parah kerusakan rumahnya akibat banjir dan angin puting beliung kemarin ini, bahkan mungkin banyak yang sampai tidak memiliki tempat tinggal karena rusak total. Semoga kondisi darurat membuat kira dan ziya menjadi terlatih, tahan banting dalam berbagai situasi maupun kondisi dan lebih peka terhadap sekitarnya.

Semoga masyarakat yang mengalami kerusakan dan kehilangan harta benda maupun keluarga akibat musibah ini mendapatkan petunjukNya untuk lebih sabar dan tetap tawakal kepadaNya. Dan semoga Allah memberikan gantinya yang lebih baik melalui jalanNya yang tak terduga kepada saudara-saurada kita tersebut. Amiin.

No comments:

Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...