Sunday, May 20, 2007

KAMUS BAHASA CINTA KZ

 

 

Usia Kira & Ziya bulan ini 1.5 tahun (18 bulan). 

Sedang tumbuh gigi ke 12-13-nya (calon ke-14 sepertinya juga udah ada). 

Sudah semakin rajin bicara dan pandai mengekspresikan apa yang ada di kepala dan hatinya. 

Sudah bisa menyebut namanya sendiri. 

 

Sudah bisa bertanya, memilih, meminta sesuatu dan menyatakan setuju atau tidak setuju tentang sesuatu,

 “Maemnya mana?”, 

“Telulnya (telurnya) mana, ‘Ma, abis?”, 

“Main kelual (keluar) yuk, bolee?”, 

“Maaa, Kila-nya nggak mau!” (Ziya ingin nyuapin Kira dan Kira nggak mau karena mulutnya masih penuh makanan), 

“Kilaaa… Celana, Kila! “ (Ziya ingin bantu pakaikan celana Kira tapi Kira nggak mau karena pingin pakai celana sendiri), 

“Ma, Kila-nya, gitik (gelitik) jugak dong? (mama lagi bercanda sama Ziya di kasur, terus Kira  ikut berbaring dan mengingatkan kalau Kira juga mau digelitik, kita bertiga pun cekikikan dan guling-guling).

Kadang mama dan papa terkaget-kaget dengan apa yang Kira & Ziya ungkapkan. 

Dulu sih mama menyebutnya “bahasa planet” karena harus menebak-nebak atau berpikir apa yang sebenarnya dimaksud oleh Kira & Ziya. Kalau bahasa planet bumi mah, ada kamusnya. Kalau bahasa Kira & Ziya, nyari di mana terjemahannya?

Dikemudian hari Mama menyebut bahasa mereka, “bahasa cinta” (..biar kayak di iklan-iklan…!). 

Kenapa bahasa cinta? 

Karena yang diucapkan memang ekspresi cinta. Ekspresi yang tidak selalu berupa kata, tapi juga bahasa tubuh mereka.

Kalian sudah besar, Nak, sudah banyak menyerap sekitar, dan karenanya mama dan papa harus lebih waspada, mengarahkan, mendidik, memberi pengertian, lebih banyak mendengarkan dan merenungkan. 


 1

Kamia! Kamia!” 

Kata abstrak yang sering diucapkan Ziya ini, baru mama pahami maksudnya setelah lebih dari 2 pekan.

Ketika hari itu mama mengarahkan kamera untuk memotret aktivitas Kira & Ziya, lampu di kepala mama mendadak terang benderang! Tringg!

“ Oh,.. maksud Ziya selama ini, “kamera” ya Nak?”, mama menatap Ziya. 

Ziya berbinar, tertawa dan menunjuk-nunjuk, “ Iyaaa..Kamiaaa! Kamia! “

 

Well,

kamia = kamera

 

2

“ Ma, Ziya bawa tas! Tas kolah! Bolat. Bolat Maa…!”, Kira menunjuk ke arah Ziya.

“ Tas sekolah? Bolat? Maksud Kira, 'bulat?'..”, kening mama berkerut. Tas Ziya bentuknya kotak, bukan bulat.
“ Bolat.Tasnya bolat! Bo-lat!”, seru Kira.
“ Uh, Kelaaass! Ini kelas!” Ziya kepayahan menenteng tas.

Mama tiba-tiba dapat pencerahan.
“ Maksud Kira, “berat “ ya?!”
“ Iyaaa Ma, bolat! Bo-lat!” tunjuk Kira ke arah tas Ziya. 

Rupanya Kira kasihan melihat Ziya keberatan membawa tasnya.

 

Mama senyum ke arah Ziya,

"Ziya, tas ini 'berat', bukan 'keras'.." Ziya mengangguk

 

Ok,

bolat = berat

 

3


Suatu senja mama, Kira & Ziya duduk menyaksikan adzan maghrib di televisi. 

Setelah itu mama balik lagi membereskan box pakaian. Tanggung sedikit lagi selesai. 

Tiba-tiba Ziya berseru menunjuk kamar mandi,

“ Mama, koat! Mama koat! ”. 

" Sholat?" 

" Iya. Mama koat, Mama."

 

Mama tersentak. 

Bukankah Mama sering bilang bahwa adzan adalah panggilan untuk sholat?

Ziya ingat itu.

Duh, Mama malu. Hampir saja melalaikan apa yang sering mama nasihatkan. 

 

Keluar dari kamar mandi, Kira & Ziya sudah mengambilkan mama sajadah, mukena dan sarung. “Ini, Mama! ”

Nggak pingin berhenti mencium kalian

 

So,

koat = sholat

 

4

 

Jika hari cerah, pagi atau sore sehabis mandi, mama dan papa mengajak Kira & Ziya jalan-jalan di luar. Ini disambut dengan suka cita dan semangat 45!

 
“Patu na!? Patu na, mana?”, Ziya berlari ke luar kamar, memakai sepatu sendiri. Bukannya mengikuti papa & Kira yang sudah berada di pekarangan, Ziya  berlari mencari mama yang belum selesai juga di depan meja rias,

 
“ Ma! Kudung? Kudung! Ayuk. Yuk, lalan-lalan. Kudung?” tangannya menepuk-nepuk kepala .
 

Ma syaa Allah, Ziya khawatir mama lupa pakai kerudung.

 
Hmm,

patu = sepatu

lalan-lalan = jalan-jalan

kudung = kerudung


  

5

 

Ketika mama melotot, 

 

Kira bangkit berdiri tegak,

mendekatkan wajahnya,

menatap mama,

menempelkan punggung tangannya ke jidat

dan berteriak tegas,

 

“Omaaakkkk gaaakkk!”

 

Wiiiisss..Imej berwibawa mama runtuh!

Nyungsep cekikikan di lantai!

 

Jadi, 

Omaaakkkk gaaakkk ! = hormaaatttt graaakkk!

 

 

6

 

Eyang dibuat bingung ketika hendak keluar kamar.

Kira tiba-tiba berlari ke arah pintu dan menghalangi jalan.

Berbagai cara Eyang lakukan, tapi Kira tak bergeming.

Kehabisan akal, Eyang pun menyerah.

 

Kira menatap Eyang sambil bersandar di pintu, “ Miciii..”

“ Oalaa, Eyang baru ngeh! Permisii Kira,...Eyang mau lewat ya…”.

“ Iyaaa, Eyaang…”, Kira membuka jalan sambil tersenyum, berlari ke arah Ziya.

Kira mempraktekkan apa yang mama ajarkan dan memastikan hal tersebut dipraktekkan pula oleh seluruh penghuni rumah kita tercinta.

 

Begitulah,

Miciii = permisii

 

 

7

 

Saat gambar Tweety dan Bugs Bunny berbahan gabus jatuh dari dinding kamar,

Ziya berusaha menempelkannya kembali dengan meniru cara papa melakukannya: di tepuk-tepuk. Dan berhasil!

Ketika akhirnya jatuh lagi, Ziya berseru, “Uh, kelas!”

 

Saat susah mengambil bando di atas meja rias Eyang, 

Ziya berteriak,

“Maa! Kelaass…!”

 

Saat susah menjangkau salah satu stiker bintang yang tinggi di dinding, 

Ziya mengulang,

“Kelas! Kelas!”.

 

Ternyata,

Kelas = keras = susah atau tidak bisa

 

 

1 comment:

triwibowo said...

luv u all my angels! miss u all!

ur all my spirit, my energy!

papa

Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...