Tuesday, January 22, 2008

KATAKAN DENGAN BUNGA

Ketika pulang ke Jakarta pertengahan Oktober 07 lalu, mama juga kangen dengan rumpun Zephyranthes di pekarangan rumah Oma maupun rumah kita. Benar saja, di Cirendeu bunga-bunga indah itu sedang kuncup. Ketika bangun esok paginya, semua sudah mekar seperti sengaja menyambut kita! Penasaran sama bunga Zephyranthes yang sering mama sebut dalam beberapa puisi mama ?Ini dia si cantik itu.












Mama menemukan dan mengenalnya pertama kali dulu, di balik pohon mangga, di pekarangan kantor konsultan arsitektur tempat mama bekerja sebagai fresh graduate architect. Lagi suntuk sama pressure kerja yang nyaris deadline, mama keluar ruangan sebentar mencari angin segar. Eh, muter sana-sini ada setangkai liar yang tumbuh malu-malu. Menariknya, kuntum mekar  yang berwarna pink lembut itu (belakangan mama tahu namanya Zephyranthes rosea, kalau yang putih Zephyranthes candida dan yang kuning Zephyranthes citrina) sedang disirami sinar matahari pagi setelah hujan reda. 

Subhanallah warnanya jadi sedikit transparan, cerah dan segar karena masih terdapat sisa beberapa tetes air hujan di kelopaknya. Mama langsung jatuh cinta at the first sight dan sejak itu mencari tahu bunga apakah itu. 
 
Begitu pindah kantor 1 tahun kemudian dan punya kesempatan bertemu dengan salah satu pakar tanaman yang kebetulan mengisi acara seminar, mama diberitahu bahwa bunga yang bentuk dan ciri-cirinya demikian adalah: Zephyranthes, sekeluarga dengan bunga lili. Sejak itu mama hunting ke mana-mana dan semakin penasaran karena hampir selalu menemukannya: di bawah patung kuda seberang Istana Negara, di sekitar taman burung Taman Mini Indonesia Indah, di banyak pekarangan rumah dan kantor dan sebagainya. 

Suatu saat ada sahabat yang memberikan Zephyranthes rosea dan mama meminta tukang kebun menanamnya di pekarangan rumah Oma. Setelah menikah dan pindah ke Cirendeu, papa menyarankan untuk menanamnya juga di rumah kita, kali ini yang berwarna putih dan kuning.

Sebelum menemukan Zephyranthes mama juga suka bunga Kemboja. Memang nggak seterkenal mawar yang identik melambangkan cinta, tapi kemboja menurut mama punya kecantikan yang sederhana tapi abadi jadi nggak bosan dilihat. Warnanya ada yang putih, kuning dan pink. Tapi sayang mama pernah baca Kemboja nggak disarankan ditanam di pekarangan rumah yang ada anak-anaknya karena termasuk salah satu tanaman yang membahayakan (mama lupa, soal serbuknyakah yang berbahaya dihirup seperti juga bunga Oleander atau getahnyakah yang berbahaya bila disentuh. Well, udah lama banget baca artikelnya). Setiap orang yang mama beritahu bunga favorit mama biasanya mengerutkan kening. Kenapa? Mungkin karena bunga kemboja biasanya ditemukan di sekitar pemakaman, sementara Zephyranthes namanya terlalu unik dan jarang di dengar.

Hehehe... Kalau sudah besar, Kira-Ziya pasti juga akan punya bunga kesukaan ya?


Desember 07 lalu, mama punya ide mengajak Kira dan Ziya bermain dengan serpihan pensil warna yang sudah diruncing. Mama ingat dulu ketika SD, paling senang pelajaran prakarya, soalnya bisa bermain sambil belajar dan mengasah imajinasi. Hari itu kita main tempel menempel. Semua jadi berantakan, lengket dan kotor sih, tapi we did have fun, right girls? hehehe.

Mama hanya bantu memberi lem di balik serpihan itu. Kira Ziya menempelnya dan memposisikannya sendiri di kertas. Kemudian mama yang membantu menambahkan gambar batang dan daunnya dengan pensil warna. Lalu mama tanya,

"Kalau kita bisa memberikan bunga kepada papa sebagai hadiah, Kira dan Ziya mau kasih bunga apa?"
"Bunga melati!" kata Kira (Kira kenal melati karena kita juga punya rumpun melati di pekarangan rumah Cirendeu).
"Bunga teratai!" kata Ziya (Ziya kenal teratai karena kita sering berhenti sebentar mengamati kolam dekat playground dekat rumah kita di Setiawangsa sini, mengamati ikan, eceng gondok dan bunga teratai). Nah, ini dia bunga melati Kira buat papa,


dan yang ini bunga teratai Ziya buat papa,










Setelah papa pulang kantor, Kira dan Ziya memberikannya buat papa. Papa senang sekali dan minta mama menyimpannya dengan baik untuk dokumentasi dan kenangan! Kalau memungkinkan nanti akan ditempel di dinding kamar kita.

Jadi inget, dulu waktu kecil mama suka juga dengan bunga teratai karena ingat dongeng "thumbelina (puteri jempol)", seorang gadis cantik sebesar ibu jari yang ternyata ditemukan tidur dalam kuntum teratai. Jadi mama suka teratai karena selalu penasaran dan berharap bisa mengintip ke dalam yang masih kuncup dan menemukan keajaiban itu. Setiap ada teratai di suatu tempat, mama nggak pernah berhasil meraihnya (karena selalu ada di tengah kolam), jadi ya memang nggak pernah menemukan puteri jempol itu hehe.

Satulagi, waktu kecil mama juga suka bunga matahari karena mama suka makan kwaci! Mama pikir kwaci belang-belang hitam putih dari bunga matahari bisa begitu saja ditemukan dan dimakan langsung dari balik kelopak-kelopak bunganya. Setelah dewasa dan bekerja di sebuat pusat informasi dan penyelenggara event-event seminar bidang interior dan arsitektur, mama senang banget pernah diberikan bibit bunga matahari oleh seorang sahabat. Mama tanam di pekarangan rumah oma, pinginnya setelah mekar bisa menemukan kwaci-kwaci itu. Eh, begitu mekar, nggak tega juga melihat betapa bunga itu cantik berdiri tegak menantang matahari. Jadi mama nikmati saja keindahannya dan urung menyentuhnya.

No comments:

Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...