Mama
Friday, December 03, 2010
Mama
Thursday, June 10, 2010
Check this out!
Judul: Happy Ramadan with Kids - Pernak Pernik Mendekatkan Keluarga dengan Bulan Suci
No. ISBN: 9786029690903
Penulis: Gita Lovusa, dkk
Penerbit: Pena Lectura
Tgl Terbit: Juni 2010
Jumlah halaman: 242 hlm
Harga: 45.000 (blm termasuk ongkos kirim, harga buku disc. 20% sampai tgl 12 Juni 2010)
Pemesanan: via email ke gita19@gmail.com dng menyertakan nama, alamat, no telp serta jumlah buku yang dipesan atau sms ke Gita Lovusa 085228711056. Pembayaran ke rekening BCA 1080627340 an Gita Aryana atau BNI 136155122 an Gita Aryana
Sinopsis:
Saat menutup buku, saya menjadi termenung dan berpikir. Putri kecil saya, Cha Cha, sudah berusia dua tahun. Apa yang bisa saya lakukan untuk mengenalkannya pada bulan suci ini? Mengenalkannya dengan cara yang menyenangkan untuk anak-anak seusianya.
Buku ini menyajikan pengalaman-pengalaman menarik dan berhikmah dari para orangtua dalam mengenalkan bulan Ramadan kepada buah hati mereka, baik mereka yang bermukim di dalam maupun di luar negeri. Beragam siasat kreatif untuk anak juga dikreasikan di sini, mulai dari permainan-permainan, hingga keterampilan membuat prakarya seperti lampion ketupat, maket masjid dari karton, dan sebagainya.
Tak hanya itu, buku ini juga dilengkapi dengan resep-resep masakan yang mudah dan lezat yang dapat dibuat bersama dengan buah hati.
Keduapuluhsatu kisah seru Ramadan yang bergizi, cerdas, dan inspiratif ini ditulis oleh Gita Lovusa, Yudith Fabiola, Erinda, Arikunto, Lia Barra, Ifa Avianty, Indah IP, Mamiek Syamil, Haya Aliya Zaki, Dina Y. Sulaeman, Fetry Z., Dian Mardi Safitri, Ellyza Dian Satriana, Shanti Saptaning, Eka Natassa, Aan Wulandari, Rosita Sihombing, Saptawati Meina dan Vienna Alifa.
Tak perlu berpikir dua kali untuk menjadikan buku ini sebagai teman Anda dalam menjadikan Ramadan sebagai momen terbaik bagi keluarga.
Hadiri juga peluncurannya di:
TB Leksika - Lenteng Agung
Jl. Raya Lenteng Agung No. 101, Jakarta Selatan 12610
Minggu, 27 Juni 2010, pukul 10.00-12.00
Bersama Nesia Andriana Arif (penulis buku Dengan Pujian, bukan Kemarahan--pengamat pendidikan anak)
Dihadiri juga oleh Gita Lovusa, Dian Mardi Safitri dan Haya Aliya Zaki; tiga dari sembilanbelas penulis yang ikut meramaikan buku Happy Ramadan with Kids.
Ditunggu kehadirannya, ya!
Acara: ngobrol tentang parenting, kegiatan menarik untuk mengisi Ramadan bersama anak, seputar kepenulisan dan buku indie. Ada juga acara Celoteh Anak, acara khusus untuk anak-anak yang akan dipandu guru TK yang manis dan ceria, Yunie Zalabella. Diskusi interaktif yang akan dipandu oleh Wisye Gazali dan ada doorprize berupa buku-buku parenting terbitan Serambi dan buku Happy Ramadan with Kids.
GRATIS lho! Bagi yang ingin hadir bisa mendaftarkan namanya melalui:
1. Nataya Rizani: nat_riz@yahoo.com / 081386577775
2. Gita Lovusa: gita19@gmail.com / 085228711056
3. Dian Mardi Safitri: dianne_ms@yahoo.com / 081905432200
Friday, April 30, 2010
Ada yang selalu mama nikmati setiap kali mengantar-jemput para bidadari dari sekolah: hamparan padi.
Saat pertamakali menginjakkan kaki di Surabaya, sawah-sawah di sisi jalan tol dan kawasan perumahan itu baru ditanami. Beberapa bulan kemudian menjelma permadani hijau muda, lalu kuning emas dan akhirnya tunduk oleh bulir-bulir padi yang menjuntai ke tanah sebelum dipanen. Saat ini proses itu berulang kembali. Setiap hari mama amati bapak dan ibu tani membajak petak-petak sawah dengan kerbau maupun mesin khusus lalu menanaminya kembali. Mama nggak sabar menunggunya jelma permadani tebal dan rapat yang sungguh cantik ketika ditimpa sinar matahari pagi, Subhanallah.
Ah, mama jadi ingat hamparan sawah di sepanjang jalan tol menuju rumah Opa dan Oma di Jakarta. Sawah-sawah itu mama lewati setiap hari bolak-balik pagi dan sore, sejak SMP, SMA, kuliah, bekerja hingga menikah. Sawah-sawah itu juga yang kemudian mama rindu-rindukan ketika kita sekeluarga harus pindah ke Kuala Lumpur tiga tahun yang lalu. Ketika banjir besar pernah melanda Jakarta, hati mama ikut hancur menyaksikan permadani hijau itu berubah coklat dan rata oleh air hingga ke atap dangau. Sesudah surut, dangau itu lenyap. Mama pernah menulis puisi tentangnya di sini.
Pernah saat masih bekerja kantoran dulu dan mendapat tugas ke Yogyakarta, mama berhenti di sebuah wilayah, hanya untuk jalan sedikit di pematang sawah, merentangkan tangan lebar-lebar dan menikmati angin yang berhembus lembut. Nikmatnya... (entah apa yang ada di benak supir taksi, para petani, burung-burung dan orang-orangan sawah waktu itu ya.. hahaha!)
Saat pernah bertugas ke Bandung dengan kereta api Parahyangan (Oh,.. sweet memory bangeett euy!), dari jendela kereta mama menikmati permadani hijau sangat luas dengan sebuah dangau nun jauh sekali yang nyaris lenyap di balik kabut. Saat itu mama tiba-tiba ingin mengabadikannya ke dalam kertas dan cat air.
Dibelakang rumah alm. Uci dan Babak kalian (Opa dan Oma mama) di Bukittinggi, ketika pulang kampung sekitar duapuluh tahun yang lalu, mama pernah juga berkunjung ke beberapa petak sawah yang nyaris habis digusur pembangunan kota .
Tahukah, Nak, mengamati hamparan padi, mama menikmati banyak hal selain permadai hijau itu. Ada dangau kecil di tengah sawah tempat bapak dan ibu tani mengaso, ada segerombol burung yang terbang naik-turun dan hinggap takut-takut di pematang-pematangnya, ada orang-orangan sawah yang sesekali menari ke kanan-ke kiri di tiup angin, juga ada serangkaian kain perca warna-warni, botol-botol air mineral, lembaran plastik dan kardus, bahkan keping-keping compact disc yang bergelantungan di tali yang terhubung ke tiang-tiang kayu dan melenggak-lenggok saat digoyangkan secara berkala oleh bapak dan ibu tani demi mengusir burung-burung dan binatang pengganggu. Kalau beruntung, mama bisa menikmati kabut yang turun rendah seperti selimut tipis di atas hamparan batang padi itu!
Begitulah, kembali ke tanah air akhir tahun yang lalu, memudahkan mama dan papa mengenalkan begitu banyak hal kepada Kira dan Ziya, termasuk mengenalkan sawah, scarecrow dan teman-temannya, yang selama ini hanya didengar lewat dongeng dari buku-buku koleksi kita. Alhamdulillah...
Beberapa kali mama sempatkan turun dari taksi dan berjalan sedikit menuju tepi sawah di daerah Jambangan. Ini dia beberapa foto yang sempat mama abadikan. Selamat menikmati.. :-)
Masih ingat kan, prakarya roket yang pernah kita buat waktu itu di sini?
Nah, kali ini mama berencana mengajak Kira, Ziya, Papa dan Oma membuat prakarya pesawat.
Untuk menyukseskannya, sejak siang mama mengumpulkan botol-botol air mineral dan beberapa bahan penting lainnya dari gudang. Nggak sabar sih sebetulnya menunggu malam tiba, tapi mama tahu Kira dan Ziya perlu waktu istirahat sepulang sekolah, lagi pula papa kan belum pulang kerja.
So, malam itu mama mengganggu Papa yang sedang asyik baca komik, menunggu Oma selesai sholat Isya dan memanggil Kira-Ziya yang sedang bermain berdua.
"Mau ngapain sih, Ma?"
"Terbang!"
Hasilnya? Seru bangeeett!
Friday, March 12, 2010
Di sekolah Kira dan Ziya sedang belajar tentang lebah.
Suatu kali, melihat tumpukan botol air mineral kosong di dapur, mama jadi punya ide membuat sesuatu.
Monday, March 08, 2010
Kira dan Ziya sedang senang belajar matematika sama Papa.
Awalnya mereka yang mengajak papa bermain angka. Papa pun mengenalkan perhitungan sederhana. Diawali dengan soal cerita dan ilustrasi gambar, kemudian bertahap ke deret penambahan atau pengurangan angka-angka antara satu sampai sepuluh.
Belajar matematika sama papa rupanya sangat mengasyikkan ya, 'Nak?
Sekarang, setiap kali papa di rumah, baik sepulang kantor di hari kerja atau lagi santai baca koran di akhir pekan, pasti mereka menyodorkan kertas dan pulpen,
"Pa, yuk belajar matematikaaa!". Anteng deh bertiga berkutat sama angka-angak sementara mama sibuk beres-beres.
Ada hal yang bikin mama surprise nih.
Hari Kamis 5 Maret 2010 yang lalu, di dalam taksi, Ziya tiba-tiba dengan lantang menyebutkan nomor telpon mama!
"Kosong delapan tiga delapan sembilan...bla, bla, bla".
Wow! Mama langsung bengong. Kaget! Sejak kapan menghafalnya?
Selidik punya selidik rupanya nomor-nomor itu didengar Ziya setiap kali mama pesan taksi lewat telpon. Lama-lama ya jadi hafal sendiri! Lebih kaget lagi, Kira ternyata hafal juga! Dengan lantang Kira menyebut lagi semua angka, lengkap dan benar! Wuuiiihhh...
Malam itu setelah mama ceritakan, papa langsung request agar para bidadari menghafal juga nomor telpon papa. Tapi sampai sekarang sepertinya belum hafal-hafal tuh, hahaha! Padahal mama dan papa sering bergantian lho menelpon taksi, tapi suara mama mungkin lebih keras (baca: lebih merdu) dibandingkan suara papa yang lemah lembut (baca: pelan), jadi nomor telpon mama lah yang lebih mudah masuk telinga Kira-Ziya dan diingat.
Hikmahnya, mengingatkan mama dan papa, supaya makin berhati-hati dan terjaga dalam berbicara atau ngobrol ya, sebab anak seusia Kira dan Ziya yang baru empat tahunan terbukti sedang kuat-kuatnya menyerap dan mengingat apa saja yang mereka dengar (juga mereka lihat).
Dua jempol buat Kira dan Ziya! Maa syaa Allah, pinter....:-)
Surabaya hampir setiap hari diguyur hujan. Akhir pekan kemarin, hujan lebat sejak pagi.
Ketika mama memasak di dapur rupanya Papa-Kira-Ziya asik di teras depan.
Ngapain?
Main hujaaaannn!
Setelah terbungkus kardus selama beberapa bulan sejak kepindahan kita dari Kuala Lumpur, Malaysia, bulan Oktober tahun 2009 lalu dan lanjut mendekam sekian bulan di rumah tercinta kita di Tangerang, akhirnya harta karun itu sampai juga di Surabaya sekitar tiga minggu yang lalu.
Kardus-kardus itulah yang pertamakali kita jadikan target pencarian. Begitu menemukannya, wah, rumah kita langsung heboh!
Sunday, February 14, 2010
Ketika mama sedang menyetrika malam itu, Ziya mengendap-endap ke belakang punggung mama dan menempelkan sesuatu di dinding dengan memanjat sandaran tempat tidur.
"Ngapain, Ziya?", tanya mama sambil menyemprotkan pelicin baju.
"Nempelin ini, Ma!", tunjuk Ziya.
"Apa itu? Prakarya terbaru Ziya ya?"
"Iya. Buat menjaga mama!"
"??", mama penasaran dan menoleh ke arah dinding.
Besoknya ada tambahan pengawal baru di dekat sang dinosaurus. Lalu berturut-turut ada lagi dan lagi dan lagi yang baru, bukan hanya dari Ziya tapi juga pengawal buatan Kira.
Wah, kelihatannya ide itu berhasil lho.
Mama jadi nggak merasa sendiri setiap kali menyetrika. Soalnya selain dikawal oleh dinosaurus, mama juga dikawal oleh jerapah, singa dan kupu-kupu! Berasa aman banget deh pokoknya.
Makasih yaa, Sayang, untuk empati dan kepeduliannya :-) Mereka adalah teman-teman baru mama.
Baru tiga bulan menempatinya (pertengahan minggu ini kita akan pindah ke sebuah rumah yang tidak jauh dari sini), seluruh ruangan unit apartemen ini tidak ada yang luput dari kreatifitas tangan-tangan mungil Kira dan Ziya.
Bukan hanya dinding yang jadi ramai, tapi juga lemari, credenza dan daun pintu!
Yang ditempel macam-macam, diantaranya: gambar dengan spidol-crayon-pensil, poster dari salah satu majalah anak, foto, prakarya dari piring kertas, origami, gantungan kunci, kotak tisu, kolase brosur iklan yang kita dapat dari pusat perbelanjaan, bahkan kardus air mineral (Kira lagi penasaran memotong-motong kardus) dan masih banyak lagi.
Jangan ditanya deh, berapa banyak keceriaan itu bolak-balik menelan bergulung-gulung selotip, gunting, lem stik, sedotan, spidol, dan kertas lipat warna-warni. Pokoknya banyak dan seru !
Tapi, kenapa ya, mama merasa nggak ingin cepat-cepat membersihkan dinding-dinding ini :-)
Berikut ini adalah beberapa wajah langit mendung yang menggantung di atas kora Surabaya.
"Ya Allah, lindungilah papa Kira dan Ziya karena mungkin lupa bawa payung. Cepatkanlah selesai kerjanya supaya bisa pulang dan main gelitik-gelitik lagi sama Kira dan Ziya. Amiin"
Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...
-
POHON BUNGA FAVORIT MAMA, LAGI Coba intip link yang ini dulu: http://kiraziya.blogspot.com/2009/03/taman-favorit-kita-akhirnya-sempat-ju...
-
FATHER'S DAY 1 : KARTU Kalau bulan Mei dirayakan sebagai hari ibu (dan hari guru) di KL, maka bulan juni ini dirayakan sebagai...
-
LENGKAPI GAMBAR INI, BEBASKAN IMAJINASIMU, NAK! Tadi malam sambil membereskan kertas-kertas dan spidol yang bertebaran di atas meja, mama...